MEMPERBAIKI ADAB ANAK DENGAN CARA BERKISAH

Pendidikan

MEMPERBAIKI ADAB ANAK DENGAN CARA BERKISAH
Coba kita perhatikan pertanyaan ini..!
Nasehat seperti apa yang lembut dan mudah dikenang?
Nasehat seperti apa yang meresap ke hati dan tidak menyakiti hati?
Nasehat seperti apa yang enak didengar?
Nasehat seperti apa yang orang-orang siap duduk berlama-lama ?
Nasehat seperti apa yang bisa menjadikan motivasi dan mudah dihadirkan kapan saja?
Dari pertanyaan-pertanyaan di atas kita hanya membutuhkan satu jawaban saja. yaitu berkisah.
Apa yang terjadi hari ini nampaknya konsep berkisah sudah banyak dilupakan oleh para guru atau orangtua. Coba kita berkeliling mencari anak-anak di sekitar kita, lalu kita bertanya pada anak tersebut tentang kisah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam atau Nabi-Nabi terdahulu atau kisah-kisah sahabat dan orang shaleh! hanya berapa persen anak yang menguasai dan mengetahui tentang kisah di atas??
Kenapa kita harus berkisah?
Sangat menarik jika kita melihat ke Al-Qur’an, dimana sepertiganya adalah kisah. Menariknya lagi, ternyata kisah-kisah umat terdahulu yang dikisahkan dalam Al-Qur’an berada di fase Makkah atau kita sebut surat Makkiyah. Ini menunjukan pentingnya anak-anak diberikan kisah untuk menanamkan keimanan dan akidah yang kokoh seperti para sahabat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam. Karena para sahabat Nabi adalah hasil langsung pendidikan Beliau Shalallahu alaihi wassalam. Sehingga mereka menjadi generasi terbaik umat islam ini, yang Allah puji dalam Al-Quran.
Kenapa Kisah Turun di Makkah?
Kisah turun di Makkah karna fase Makkah adalah fase penguatan pondasi dan fase penguatan akidah serta iman. Sangat berbeda dengan fase Madaniyah, di Madinah adalah fase Ibadah, hukum Halal Haram. Lantas apa kaitannya dengan anak-anak? Kenapa berkisah kepada mereka?
Karena anak-anak kita ibaratkan kedudukannya ada di fase Makkah, maka jangan sampai lengah di fase Makkah ini, tentunya akan menentukan nasib anak kita, apakah kuat pondasinya atau sebaliknya.
Seperti Apa Metode yang Sesuai Qur’an

Berceritalah kisah fakta bukan dongeng!
Ceritakanlah kisah Nabi Muhammad, kisah para nabi, kisah para sahabat,dan orang-orang shaleh. bukan seperti orang kafir adalah mereka berkisah dengan hal fiktif yang diada adakan, namun anehnya cara ini sudah diikuti oleh sebagian kaum muslimin, mereka mengganti kisah-kisah yang penuh hikmah dengan dongeng-dongeng yang hampir tidak berguna, mereka secara tidak sengaja mengajarkan berbohong kepada anak.

Setelah Kita Sering Berkisah..
Setelah kita sering berkisah pada Anak-Anak di kelas maupun di rumah, kita akan lebih mudah mengarahkan anak dalam hal adab.
Misal :”Naak, Kamu jangan seperti itu, Imam Syafii tidak seperti itu loh” Maka anak tersebut langsung mengerti dan ber adab, namun coba bayangkan jika kita tidak berkisah tentang Imam Syafii sebelumnya?
“Naak, Imam Syafii tidak seperti itu looh” Maka anak itu akan bingung “Imam Syafii siapa sih?”

Anak Mudah Kagum
Tidak usah jauh-jauh, keponakan saya melihat sinetron yang tokoh utamanya membawa ketapel (sebut saja si Cecep) esok harinya ponakan saya membuat ketapel lalu di bawa kemana-mana. Saat ditanya “kenapa bawa ketapel terus?” jawabnya “kaya si Cecep”
Subahanallah andai saja anak tersebut kagum dengan kisah Nabi-Nabi, Sahabat Nabi dan Orang-orang soleh lainnya. Maka akan banyak keberkahan yang akan didapatnya kelak.
Jangan salahkan anak, namun salahkan bagaimana kita mendidik.
wallahu ‘alam [ sumber artikel abanaonline dengan perubahan]
Oleh: Ahmad Taupik

Print Friendly, PDF & Email